Bilateral

Pandemi Covid-19, Peluang Emas Asah Hubungan Baik Indonesia-Maroko

KOMENTAR
post image

Pandemi virus corona atau Covid-19 bak petir di siang bolong bagi banyak negara di dunia. Betapa tidak, dalam hitungan bulan, pandemi tersebut bukan hanya memicu masalah kesehatan global, tapi juga merembet ke sektor ekonomi, sosial dan bahkan politik.

Banyak negara yang saat ini tengah berjuang untuk mengendalikan pandemi, sambil tetap menjaga agar perekonomian mereka tidak porak poranda. Indonesia dan Maroko adalah dua negara di dunia yang juga tidak lepas dari kondisi semacam itu.

Jika dilihat sari satu sisi, pandemi Covid-19 memang merupakan ancaman bersama Indonesia-Maroko. Namun jika dilihat dari sisi lain, pandemi Covid-19 juga merupakan kesempatan emas bagi kedua negara untuk meningkatkan hubungan baik yang sudah terjalin sejak 60 tahun terakhir.

"Usia 60 tahun harus jadi momentum bagi kita semua untuk meningkatkan hubungan kedua negara dalam menghadapi tantangan bersama, termasuk Covid-19 serta pasca Covid-19," kata Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Achmad Rizal Purnama dalam Webinar "Refleksi 60 Tahun Hubungan Diplomasi Indonesia-Maroko, Menghadapi Tantangan Era 4.0 dan New Normal", Senin sore (15/6).

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Duta Besar LBBP Kerajaan Maroko untuk RI, Ouadia Benabdellah serta Duta Besar LBBP RI untuk Kerajaan Maroko Drs. Hasrul Azwar, M.M.

"Pandemi ini jangan hanya dilihat sebagai ancaman, tapi juga peluang kerjasama yang lebih erat bagi kedua negara, baik dari bidang mitigasi ataupun recovery bersama pasca pandemi di era new normal," sambungnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, di ranah global, pandemi Covid-19 memicu tantangan besar dalam bidang geoekonomi, geososial dan geopolitik.

"Bank Dunia dalam laporannya baru-baru ini, 8 Juni lalu, memprediksi bahwa akan terjadi kontraksi ekonomi sebesar 5,2 persen. Ini adalah resesi terdalam pasca Perang Dunia Kedua," terangnya.

"IMF juga memprediksi bahwa angka kemiskinan akan meningkat akibat pandemi Covid-19 mencapai hingga 100 juta orang," sambungnya.

Namun di tengah situasi sulit tersebut, pertumbuhan ekonomi kedua negara masih bisa positif di kuartal pertama tahun ini.

"Ekonomi Indonesia tumbuh 2,7 persen sedangkan Maroko 1,1 persen," tuturnya.

Di sisi lain, sambungnya, pandemi Covid-19 juga bisa jadi momentum bagi Indonesia dan Maroko untuk memobilisasi hubungan kedua negara untuk melawan Covid-19.

"Indonesia dan Maroko harus menang, dalam tanda kutip, menang dalam perang melawan Covid-19. Kita bisa berkolaborasi dalam pemenuhan kebutuhan alat medis, serta mendorong akses obat dan vaksin di ranah global," jelas Rizal.

"Vaksin akan jadi game changer dalam melawan Covid-19. Indonesia dan Maroko harus jadi pendorong untuk akses obat-obatan yang terjangkau," sambungnya.

"Tantangan itu dihadapi bersama oleh Indonesia dan Maroko. Jika kita mampu mengelolanya, maka hubungan kedua negara akan semakin harmonis," tutup Riza. []

Foto Lainnya

Kisah Rika yang Bekerja di Maroko Secara Ilegal dan Kabur dari Majikan

Sebelumnya

Menyaksikan Perubahan Wajah Afrika, dari Hopeless Continent Menjadi Hopeful Continent

Berikutnya

Artikel Sahara