SMC. Maroko memiliki posisi yang penting bagi Indonesia. Kerajaan yang berdiri sejak abad ke-9 M dan kini dipimpin Raja Mohammed Vi itu adalah mitra dagang nontradisional dan hub untuk memasuki pasar Afrika Utara.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag RI Didi Sumedi seperti diberitakan RMOOL.id.
"Maroko ingin kami jadikan sebagai hub untuk pasar Afrika," ujar Didi, dikutip Minggu (5/5).
Kementerian Perdagangan (Kemendag) baru saja melakukan Misi Dagang ke Maroko dan mendapat sambutan yang positif, bahkan menghasilkan potensi transaksi 16,98 juta dolar AS atau setara Rp 276 miliar.
Didi yang memimpin Misi Dagang pada 30 April 2024 mengatakan, Misi Dagang ke Maroko ini bertujuan untuk memperkuat penetrasi ke pasar Afrika Utara dan membangun kerja sama bisnis dengan pelaku usaha di Maroko dan negara sekitar.
Didi menjelaskan, total transaksi potensial senilai Rp276 miliar diperoleh dari sektor pengolahan hasil perikanan, makanan olahan, rempah, briket, dan batu bara.
"Walaupun di Afrika sendiri kami sudah mempunyai Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di dua negara, yakni Nigeria dan Afrika Selatan. Afrika kita 'kepung' melalui tiga hub tersebut, karena memang potensi di Afrika cukup besar di mana permintaannya seiring dengan produk-produk nasional kita yang dibutuhkan di Afrika," kata Didi.