Olahraga

Versi Ketua Perhimpunan Persahabatan, Ini Tiga Faktor yang Muluskan Langkah Maroko di Piala Dunia 2022

KOMENTAR
post image
Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko, Teguh Santosa (kanan) dan Dubes Kerajaan Maroko untuk Republik Indonesia Ouadia Benabdellah./IST

Keberhasilan tim nasional Kerajaan Maroko di arena Piala Dunia 2022 yang sedang berlangsung di Qatar mengundang decak kagum dari penggemar sepak bola di seluruh planet Bumi. Awalnya timnas Maroko dipandang sebagai salah satu tim lemah.

Namun pada kenyataannya, Maroko berhasil menembus babak empat besar setelah menjuarai grup F.  Di babak 16 besar Maroko menghajar Spanyol, dan di babak delapan besar memaksa Portugal pulang.

Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko, Teguh Santosa, menilai, prestasi timnas Maroko sejauh ini dipengaruhi tiga faktor penting.

Pertama, katanya dalam perbincangan dengan redaksi, terkait dengan kemampuan pemain timnas Maroko dalam mengolah bola yang menyamai skill pemain-pemain Eropa. Sebabnya, tidak sedikit pemain timnas Maroko merumput di klub-klub papan atas Eropa.

Penjaga gawang yang murah senyum Yassine Bounou, misalnya, bermain untuk klub Sevilla di Spanyol. Selain Bounou, Youssef En-Nesyri juga bermain di klub itu.

Pemain belakang Achraf Hakimi lain lagi. Ia bermain di klub Paris Saint-Germain (PSG) Prancis yang juga merupakan “rumah” bagi sejumlah bintang di arena Piala Dunia 2022 seperti Lionel Messi (Argentina), Neymar Jr. (Brazil), dan Kylian Mbappe (Prancis).

Romain Saiss yang merupakan kapten timnas Maroko merumput di Besiktas, Turki. Pemain tengah Sofyan Amrabat yang berkepala plontos bermain di Fiorentina, Italia. Lalu Hakim Ziyech yang juga menjaga lini tengah bermain untuk Chelsea, Inggris.

Juga ada Selim Amallah yang bermain untuk Standard Liege, Belgia, dan Abde Ezzalzouli yang bermain untuk Osasuna, Spanyol.

“Ini membuat pemain timnas Maroko memiliki jam terbang dan kemampuan mengolah bola yang kurang lebih sama dengan pemain dari timnas negara-negara Eropa yang mereka hadapi,” ujar Teguh Santosa dalam perbincangan dengan redaksi Kantor Berita Politik RMOL.

"Saya menyambut gembira prestasi timnas Maroko di Piala Dunia 2022. Tentu tidak mudah untuk memasuki empat besar ini," katanya.

Dalam pertandingan semi final, Maroko akan menantang juara bertahan Prancis di Stadion Al Bayt, Kamis dinihari (15/12).

Teguh memimpin Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko sejak tahun 2010, dan telah beberapa kali berkunjung ke Maroko untuk sejumlah kegiatan, seperti observasi Sahara Maroko, memantau referandum, dan menjadi pembicara dalam seminar internasional.

Teguh juga pernah dua kali tampil di Komisi IV PBB di New York untuk memberikan dukungan pada status Western Sahara (Sahara Maroko)  sebagai bagian dari Kerajaan Maroko.  

Faktor kedua, sambung Teguh, pemain timnas Singa Atlas memiliki kecintaan yang luar biasa pada tanah air mereka. Mereka enggan melepas kewarganegaraan dan memilih untuk tampil membela Maroko walaupun dipandang sebelah mata.

“Kalau kita baca beberapa kisah, mereka memilih untuk pulang dan membela Maroko, walaupu sudah ada tawaran dari negara tempat mereka dibesarkan," tuturnya.

Sementara faktor ketiga, sambung Teguh, terkait dengan dukungan moral yang begitu besar dari masyarakat di negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara atau Middle East and North Africa (MENA).

“Ini memberikan sumbangan yang tidak kecil," kata Teguh.

Dia menambahkan, moral dan mental pemain timnas Maroko juga tetap terjaga karena mereka menghadirkan orang-orang terdekat dengan mereka di keluarga, orang tua, saudara, dan kerabat lainnya.

Foto Lainnya

Sepakbola Olimpiade 2024, Maroko Kalahkan Argentina

Sebelumnya

Didampingi Ibu Masing-masing, Raja Maroko Persembahkan Medali Kehormatan untuk Singa Atlas

Berikutnya

Artikel Sahara