Politik

Konsep Universal HAM Bukan Ciptaan Bangsa Tertentu

KOMENTAR
post image
PENUTUPAN Forum Hak Asasi Manusia Dunia ke-2 yang digelar di Marrakesh, Maroko (Minggu, 30/11) dihadiri sejumlah pembicara kunci, seperti Mantan Komisioner UNHCR Navanethem "Navi" Pillay dan  Perwakilan Khusus Uni Eropa bidang HAM Stavros Lambrinidis, serta Kepala Suku Indian Manitoba di Kanada, Chief Derek Nepinak.

Forum HAM Dunia di Marrakesh adalah kelanjutan dari forum sebelumnya di Brazil tahun lalu.

Dalam sambutannya di penutupan, Navi Pillay mengatakan, mendengarkan suara rakyat menjadi semakin signifikan dalam perlindungan HAM.

“Kita ingin melihat rakyat menjadi pusat dari proses pengambilan kebijakan yang mempengaruhi hidup mereka,” ujar wanita keturunan India warganegara Afrika Selatan ini.

Navi Pillay juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Forum HAM Dunia memiliki arti penting dalam meningkatkan kesadaran manusia di dunia untuk melindungi dan menghargai HAM.

Dia juga mengatakan bahwa HAM bukanlah produk dari masyarakat tertentu. Sebaliknya, HAM memiliki nilai universal yang dapat diterapkan untuk semua kelompok manusia.

Dengan demikian, Navi Pillay juga mengecam pihak-pihak yang ingin mendominasi nilai universal HAM sebagai alat kepentingan politik dan ekonomi.

Senada dengan Pillay, Lambrinidis mengatakan bahwa tidak mungkin mengakui HAM tetapi di saat bersamaan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar HAM. Untuk melindungi HAM, katanya, dibutuhkan pengadilan yang independen dan pers yang bebas dari kepentingan politik praktis dan ekonomi.

“HAM adalah bahasa universal yang digunakan kelompok yang tidak memiliki kekuasaan melawan kelompok yang memiliki kekuasaan,” kata dia lagi.

Sementara Chief Derek Nepinak dalam sambutannya kembali mengingatkan tentang hak kaum pribumi yang ditindas. Dia mencontohkan kelompok masyarakat pribumi di Kanada yang sampai sekarang masih menghadapi berbagai persoalan HAM.

Tak kurang dari 6.000 peserta mengikuti pertemuan ini. Dalam sambutannya pada pembukaan (Kamis, 27/11), Raja Muhammad VI mengatakan sudah saatnya dominasi kelompok tertentu di dunia terhadap nilai universal HAM dihentikan.

Benua Afrika yang tidak dilibatkan ketika Deklarasi HAM Universal dirumuskan tahun 1948, kata Raja Muhammad VI, tidak mau lagi menjadi tempat eksperimen HAM negara-negara besar. [SMC]

Foto Lainnya

Dibantu Dinas Intelijen Maroko, Pekerja Kemanusiaan Jerman Berhasil Dibebaskan

Sebelumnya

Parlemen Dorong Uni Eropa Perkuat Kerja Sama Dengan Maroko

Berikutnya

Artikel