Guna memperkenalkan kebudayaan tradisional Indonesia di kerajaan Maroko, maka Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang bertempat di Rabat, menyelenggarakan workshop ?Demontration and Training of Indonesian Traditional Batik? pada Selasa (23/3).
Duta Besar RI untuk Maroko, Tosari Widjaja dalam sambutannya menyampaikan, bahwa selain wayang dan keris, batik pun telah diakui UNESCO sebagai salah satu kekayaan warisan budaya dunia yang harus dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Dan, dengan diadakannya kegiatan seperti ini, diharapkan masyarakat asing di Maroko dapat lebih memahami dan mengetahui keanekaragaman budaya Indonesia.
Kegiatan yang dipandu oleh Batik House Indonesia (BHI) ini, dilaksanakan di ruang serba guna KBRI Rabat, dan dihadiri oleh Asia Diplomatic Spouse Meeting Rabat, Asosiasi Wanita Internasional Amerika Rabat, dan beberapa asosiasi kesenian Maroko seperti Asosiasi Ribat al Fath, Lembaga Pusat Belajar Lintas Budaya Rabat, Yayasan Aliansi Perancis-Maroko serta masyarakat Indonesia lainnya di Maroko.
Para peserta terlihat antusias mengikuti workshop, terutama saat diberi kesempatan untuk mencoba membuat batik sendiri, diatas kayu dan kain, yang dibimbing langsung oleh instruktur dari BHI.
Selain memperagakan cara pembuatan batik, dalam menyambut para tamu undangan, Persatuan Pelajar Indonesia Maroko juga ikut memeriahkan acara, dengan memainkan alat musik gamelan. Selain itu, juga disediakan makanan ringan khas Indonesia seperti onde-onde, bakwan goreng dan risoles.
Workshop ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan KBRI Rabat dalam rangka memperingati 50 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Maroko yang jatuh pada tanggal 19 April 2010.