Dengan alasan ingin mengikuti jejak pendahulunya, dua pemuda asal Maroko melakukan perjalanan melintasi dua benua. Hebatnya, perjalanan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki.
Adalah Rasheq Abdelkrim dan Abdenaim Youssef yang melakukan perjalanan spektakuler tersebut. Mereka melintasi benua Afrika dan Asia yang kemudian berakhir di Indonesia.
Selama 10 bulan mereka berjalan melintasi 20 negara Arab dan Asia layaknya nenek moyang mereka, Ibn Battouta. Ibn Battouta adalah seorang petualang asal Maroko yang melintasi dua benua pada abad ke-14.
Ketika ditemui di Kedutaan Besar Maroko, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (7/11) kemarin, kedua orang tersebut tak menunjukkan wajah kelelahan. Yang ada, mereka antusias sekali bercerita tentang pengalamannya.
"Indonesia sangat menyenangkan sekali. Orangnya ramah-ramah," kata Rasheq ketika ditanya pendapatnya mengenai Indonesia.
Youssef yang berada di sampingnya kemudian memuji keindahan alam Indonesia. "Alamnya indah sekali. Saya suka mengabadikannya," ungkapnya.
Pria berbadan gempal itu juga membekali dirinya dengan sebuah kamera untuk merekam momen-momen indah yang terjadi sepanjang perjalanan mereka.
"Untuk kenang-kenangan saat kami kembali nanti. Untuk rakyat Maroko," kata pria yang gemar bertualang ini.
Rasheq dan Youssef telah melintasi Mesir, Suriah, Lebanon, Yordania, Bahrain, Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, Yemen, India, China, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Tak lupa, sepanjang perjalanan, Rasheq dan Youssef sering mempromosikan perdamaian. Perjalanan ini sendiri pun mengusung slogan, "Cinta, Perdamaian dan Toleransi."
Dua pemuda berusia 30-an yang berasal dari Al Jadida, sekitar 90 km dari Casablanca ini sangat senang bisa melakukan perjalanannya. Mereka mengatakan, sepanjang perjalanan, mereka sering dibantu oleh masyarakat sekitar.