SMC. Pemerintah Prancis kembali menegaskan dukungan kuat dan tak tergoyahkan terhadap kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat.
Mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri dan Eropa Prancis pada Senin, 21 April 2025, dukungan tersebut ditegaskan usai pertemuan antara Menteri Luar Negeri dan Eropa Prancis, Jean-Noël Barrot, dan Menteri Luar Negeri, Kerja Sama Afrika, dan Ekspatriat Maroko, Nasser Bourita.
Dikatakan bahwa Prancis tetap konsisten dengan sikap yang telah diungkapkan sebelumnya oleh Presiden Emmanuel Macron dalam surat tertanggal 30 Juli 2024 kepada Raja Mohammed VI.
Dalam surat itu, Macron menekankan bahwa, “bagi Prancis, masa kini dan masa depan Sahara Barat berada dalam kerangka kedaulatan Maroko.”
Kementerian menambahkan bahwa Prancis berkomitmen untuk bertindak secara konsisten dengan posisi ini di tingkat nasional dan internasional, menandai kontinuitas sikap politik negara tersebut dalam isu Sahara Maroko.
Jean-Noël Barrot, dalam pernyataan yang sama, menyampaikan bahwa Prancis memberikan dukungan yang jelas dan konsisten terhadap rencana otonomi di bawah kedaulatan Maroko, yang ia sebut sebagai satu-satunya kerangka kerja yang dengannya masalah ini harus diselesaikan.
“Dukungan Prancis yang jelas dan konsisten terhadap rencana otonomi di bawah kedaulatan Maroko, menggambarkannya sebagai satu-satunya kerangka kerja yang dengannya masalah ini harus diselesaikan,” bunyi pernyataan tersebut.
Ia menegaskan kembali bahwa rencana tersebut merupakan dasar tunggal untuk mencapai solusi politik yang adil dan berkelanjutan.
Menteri Prancis juga menggarisbawahi pentingnya konsensus internasional yang terus berkembang dalam mendukung inisiatif otonomi Maroko.
Selain isu kedaulatan, Prancis juga menyatakan dukungannya terhadap upaya pembangunan ekonomi dan sosial yang dilakukan Maroko di provinsi-provinsi selatan.
Dalam pernyataan itu, Prancis menyatakan komitmennya untuk terus mendukung langkah-langkah konkret Maroko dalam memperkuat kesejahteraan wilayah tersebut.
Dengan penegasan ini, Prancis kembali menempatkan dirinya sebagai mitra strategis Maroko di panggung internasional, sekaligus memperkuat posisi Rabat dalam dinamika politik terkait Sahara Barat.