Iptek

Wanita Asal Pati Raih Gelar Doktor Di Universitas Ternama Maroko

KOMENTAR
post image
Subi Nur Isnaini atau biasa disapa Isna, wanita asal Pati Jawa Tengah,menjadi mahasiswi asal Indonesia pertama yang mendapatkan gelar doktor dari universitas ternama di Maroko, Moulay.

Isna yang berusia 31 tahun itu berhasil lulus dalam sidang doktoralnya bulan lalu di Auditorium Ibn Khaldoun, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Moulay Ismail Meknes.

Dalam disang disertasinya, Isna tidak sendiri. Hadir pula civitas akademika Universitas Moulay Ismail, Meknes dan Dubes RI untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania ED Syarief Syamsuri berserta istri, staf KBRI Rabat, anggota Perhimpunan Pelajar Indonesa (PPI) Maroko dan perwakilan dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.

Selama sekitar tiga jam, Isna mempertahankan diserasinya yang berjudul "Studi Filologi: Editing Naskah, Komentar Analisa dan Kritik Terhadap Kitab, "Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in" Karya Imam Abu Hamid Muhammad Al Arabi bin Muhammad Al hasyimi Al Zarhouni (1260 H)".

Isna menjelaskan dalam sidangnya bahwa disertasi doktoralnya merujuk pada bahan kitab Al Taqrib wa al Tabyin fi Halli Alfadzi al Mursyid Al Mu`in adalah karya salah satu ulama Islam bermadzhab Maliki.

Para ulama dan mayoritas kaum muslimin di kawasan barat, seperti Aljazair, Tunisia, Maroko dan Mauritania bermadzhab Maliki. Hal itu menjadi tantangan baginya bahwa mayoritas kaum muslimin di Asia Tenggara, seperti Indonesia pengikut Imam Syafii dalam masalah fikih.

Namun demikian di saat yang sama, kesempatan untuk memperluas pengetahuannya tentang variasi pemahaman fiqih melalui karya yang menjadi bahan kajiannya.

Senyum kebahagiaan terpancar di wajah ibu dari Fawwaz dan Rozan tersebut saat Ketua Tim Penguji Prof Dr Nadia Achiri mengumumkan kelulusan Isna sebagai peraih gelar doktor dari Fakultas Sastra dan Humaniora, Universitas Moulay Ismail, Meknes, dengan yudisium summa cumlaude.

Tim penguji lainnya terdiri dari Dr Abdellah Lakhdar, Dr Ali Boudkhani dan Dr Abderrahim Ghazi.

Isna sendiri tercatat sebagai mahasiswa di Universitas Moulay Ismail pada 2011-2012. Masa studi tsanawiyah dan aliyah dihabiskannya di kota kelahirannya.

Dia kemudian melanjutkan studi S1 (2004-2018) di Kairo, Mesir dan berturut-turut menjadi mahasiswa Indonesia terbaik selama empat tahun kuliah di Mesir dan menyelesaikan program S2 di Universitas Sidi Mohammed Benabdillah Fes, Maroko, dalam waktu hanya 17 bulan. [RMOL]

Foto Lainnya

Nenek 70 Tahun Ikut Ujian Masuk Perguruan Tinggi

Sebelumnya

Ini Institusi Pendidikan Pertama tentang Autisme di Maroko

Berikutnya

Artikel